CIKARANG PUSAT — Peringatan Hari Jadi Kabupaten Bekasi ke-68 menghadirkan kembali keceriaan anak-anak lewat Festival Permainan Tradisional. Festival ini dipersembahkan oleh Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Kabupaten Bekasi. Bertempat di Lapangan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bekasi, acara ini diikuti oleh ratusan siswa SD dari 23 kecamatan.
Festival Permainan Tradisional ini terselenggara karena Kabupaten Bekasi telah mendapatkan predikat Kabupaten Layak Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak RI tahun 2018. Selain itu, Festival Permainan Tradisional merupakan sarana untuk mengenalkan kembali permainan tradisional yang mulai terkikis oleh zaman.
Junaedin, Panitia Festival Permainan Tradisional, mengatakan acara ini bukan pertama kali digelar. Namun, ini merupakan kali ketiga diselenggarakannya Festival Permainan Tradisional.
“Sebenarnya tidak ada yang membedakan festival tahun ini dengan festival-festival sebelumnya. Hanya saja, ada beberapa permainan tradisional yang diperbolehkan dicoba oleh pengunjung,” katanya saat diwawancarai di stand permainan Bedil Jepret, Rabu (15/08/2018).
Festival ini diawali dengan persembahan tari oleh anak-anak dari Sanggar Margasari Kacritputra. Kemudian pelepasan kontingen pawai permainan tradisional yang diikuti perwakilan ratusan anak dari 23 kecamatan. Tabuhan gendang oleh Bupati Bekasi, dr. Hj. Neneng Hasanah Yasin dan Wakil Bupati Bekasi, H. Eka Supria Atmaja beserta para jajarannya pun turut membuka Festival Permainan Tradisional. Sementara itu, perlombaan pertama dibuka oleh H. Rohim Sutisna, Wakil Kepala Dinas Komunikasi Informatika Persandian dan Statistik Kabupaten Bekasi.
Berbagai permainan tradisional yang semakin jarang dimainkan sehari-hari hadir dalam perlombaan festival ini. Seperti engrang, engklek, perepet jengkol, rorodaan, dan bakiak. Ada juga permainan yang khusus untuk dicoba oleh pengunjung, setelah pada festival tahun-tahun sebelumnya permainan ini tidak boleh dimainkan. Diantaranya bedil jepret, enggrang batok, boy-boyan, dan gangsing.
Sahla, 11 tahun, peserta perlombaan permainan tradisional, mengaku senang mengikuti acara ini. “Seneng banget. Soalnya permainan tradisional kayak gini udah jarang dimainin di sekolah,” katanya.
Para orang tua pun sangat mendukung adanya Festival Permainan Tradisional yang diikuti oleh anak-anak mereka. “Ya, pasti senang sekali. Apalagi `kan anak-anak zaman sekarang tanya cuma main gagdet. Jadi, adanya festival ini sangat bagus untuk mengenalkan kembali permainan tradisional kepada anak-anak,” ungkap salah satu orang tua dari anak yang mengikuti perlombaan tersebut.
Festival Permainan Tradisional ini diharapkan mampu memasyaratkan kembali permainan tradisional kepada anak-anak, khususnya di Kabupaten Bekasi, yang mulai dihilangkan oleh teknologi.
“Agar anak-anak zaman sekarang itu mengenal permainan tradisional yang sudah dimainkan sejak zaman saya dulu,” kata Junaedin sambil tertawa. “Harapan kedepannya, semoga Festival Permainan Tradisional ini bisa terus terselenggara sebagai rangkaian Semarak HUT Kabupaten Bekasi dan menjadi semangat bagi anak-anak untuk melestarikan permainan tradisional,” tambahnya.
#LKJHumas2018
#Harijadikabbekasi68
#Semarakhukabbekasi68
@humaskabbekasi
Komentar
Posting Komentar